TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan pihaknya masih menelusuri penyebab kematian enam orang penghuni rumah Jalan Pulomas Utara Nomor 7A.
Argo menceritakan bagaimana di balik pintu kayu jati kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter persegi di dekat ruang makan rumah mewah itu, 11 orang bertahan hidup selama disekap sejak Senin (26/12/2017) sore hingga Selasa (27/12/2017) pagi.
"Pintu kamar mandi didobrak tidak bisa kebuka juga. Akhirnya mencari linggis, untuk membuka pintu itu dan baru terbuka. Dan dilihat di dalam kamar mandi itu, yang hanya ada kloset satu. Tidak ada ventilasi," kata Argo di Mapolda Metro Jaya, Selasa malam.
Lutfi, salah seorang warga yang pertama kali mendobrak pintu itu melihat 11 orang yang saling bertumpuk di dalamya dalam keadaan basah.
Zanette Kalila (13), salah satu korban selamat menceritakan kepada Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda bagaimana air tersebut dijaga agar tetap mengalir dan 11 orang di sana tetap hidup. Dugaan awal, enam korban tewas karena kekurangan oksigen.
Argo yang melihat keenam mayat itu membenarkan adanya darah dan luka berupa sayatan pada tubuh salah satu korban sekaligus pemilik rumah, Dodi Triono (59).
Namun polisi masih menunggu otopsi dokter di Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk memastikan penyebab kematian. Sebab, para korban disebut berupaya keras bertahan hidup di dalam kamar mandi.
"Ada luka dan lecet-lecet. Kan di kloset ada rompalan. Namanya 11 orang di tempat kecil gitu," ujar Argo.
Dodi ditemukan tewas bersama anaknya Diona Arika Andra Putri (16) serta Dianita Gemma Dzalfayla (9).
Teman Dianita yang sedang menginap, Amelia Callista (10), kedua sopir Dodi, Tasrok (40) dan Yanto, juga tewas dalam penyekapan itu.
Mereka yang selamat adalah anak Dodi, Zanette Kalila Azaria (6), serta tiga pekerja di rumah Dodi yaitu Santi (22), Fitriani (23), Windy (23), dan Emi (41).
Korban selamat belum bisa diminta keterangan resmi oleh polisi karena masih dalam pemulihan kondisi fisik dan mental.
Dari hasil penyelidikan sementara, polisi masih mendalami rekaman CCTV dan penelusuran jejak pelaku dengan bantuan anjing K-9.
Polisi meragukan jika kasus ini adalah upaya perampokan.
"Harta benda utuh, mobil ada, perhiasan ada," ujar Argo.
Polisi menduga pelaku kasus ini berjumlah tiga orang.
Mereka sempat menodongkan senjata api dan senjata tajam kepada para korban.
Dugaan sementara, ada motif dendam di balik kasus ini.
Pengakuan korban
Salah satu korban penyekapan di rumah Jalan Pulomas Utara, Zanette Kalila (13), mengungkapkan sesuatu tentang pelaku yang menyekap dia dan keluarganya hingga beberapa di antaranya meninggal dunia.
"Anet (panggilan Zanette) memberikan beberapa clue (petunjuk), katanya orang (pelaku) itu jahat dan papanya enggak salah. Katanya, orang itu jahat dan enggak cuma satu," kata Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda saat menjenguk Zanette di Rumah Sakit Kartika Pulomas, Jakarta Timur, Selasa (27/12/2016) malam.
Terkait penanganan kasus ini, KPAI merupakan mitra polisi yang bertugas mendampingi anak-anak yang menjadi korban.
Erlinda melihat mata Zanette menampakkan ekspresi marah ketika menceritakan hal tersebut.
Erlinda pun memutuskan tidak menanyakan hal itu lebih lanjut karena selebihnya sudah merupakan wewenang pihak kepolisian.
Sebelumnya, Erlinda menyampaikan, ada cerita yang luar biasa di balik penyekapan dan pembunuhan ini.
Dia juga menyinggung soal adanya dendam yang melatarbelakangi kejadian tersebut. Namun, Erlinda enggan menjelaskan lebih jauh mengenai informasi yang diperolehnya itu.
Pada Rabu (28/12/2016) esok, penyidik akan mendatangkan penerjemah untuk menggali keterangan lebih lanjut dari Zanette.
Sebab, Zanette adalah anak yang menyandang disabilitas dalam berbicara atau tunawicara.
Dalam kasus ini, mereka yang disekap adalah pemilik rumah bernama Dodi Triono (59) bersama ketiga anaknya, Diona Arika (19), Zanette, dan Dianita Gemma (9).
Ada juga Amel (teman anak Dodi), Emi (41), Santi (22), Fitriani (23), Windy (23), Yanto, dan Tasrok (40).
Penyekapan terjadi sejak Senin (26/12/2016) sore hingga warga menemukan mereka pada Selasa pagi tadi.
Diperkirakan, ke-11 anggota keluarga itu berada di dalam kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter, selama lebih dari 12 jam.
Adapun Dodi, Diona, Gemma, Amel, Yanto, dan Tasrok telah meninggal dunia saat ditemukan pada hari ini.
Sementara itu, mereka yang selamat, yakni Zanette, Emi, Santi, Fitriani, dan Windy, masih dalam proses pemulihan di rumah sakit. KOMPAS.com/Nibras Nada Nailufar/Andri Donnal Putera
Share to
Facebook Google+ Twitter Digg